Ada banyak berbagai jenis media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan bisnis. Contohnya seperti penggunaan iklan melalui FB Ads. Cara…
5 rahasia penjualan brilian yang sudah semua orang tahu (tapi tidak ada yang menggunakan)
Apakah Anda ingin tingkat penjualan Anda selalu tinggi (dan benar-benar tinggi)?
Saya tidak pernah menemui satu pengusaha pun yang tidak ingin tahu rahasia penjualan yang cerdik (apalagi yang juga sederhana). Mereka membaca buku, artikel, setumpuk tips, pergi ke pelatihan, seminar, konferensi…
Beragam cara itu adalah awal yang baik, dan sangat membantu meningkatkan keterampilan penjualan Anda. Tapi banyak rahasia yang selama ini ternyata berada di bawah hidung Anda. Anda, kemungkinan besar, juga mengenal rahasia ini… tetapi tidak melakukannya. Anda ingin meluruskannya hari ini?
Tidak perlu berlama-lama lagi dan mari kita bahas satu per satu…
Lakukan panggilan telepon yang “hangat“

Kontak pertama Anda dengan calon pelanggan tidak boleh kaku. Saya curiga banyak pengusaha yang tidak setuju dengan pendapat ini. Mereka akan mengatakan: “Cold call (panggilan telepon untuk menjual barang secara to the point) masih bekerja dengan baik. Bahkan saya melakukannya sendiri”. Saya tidak akan membantah pernyataan ini. Tetapi saya masih yakin akan satu hal: sebelum Anda menjual sesuatu, Anda perlu “membangun” hubungan yang baik dengan calon pelanggan. Buktinya, kita sepakat bahwa lebih mudah untuk membeli dari teman sendiri (meski tidak bertemu secara fisik) daripada dari penjual asing yang menelepon saat Anda sedang bekerja, baik itu bekerja secara lahir atau batin.
Dan terlepas dari apa yang mereka katakan tentang “Anda hanya perlu terbiasa untuk melakukan cold call”. Saran saya adalah kenalilah lebih dekat calon pelanggan Anda sebelum meneleponnya, atau mengirim email yang berisi penawaran pembelian, untuk pertama kali.
Bagaimana cara melakukannya? Saya pikir jika ini bukan kali pertama Anda membaca blog kami, maka Anda sudah tahu caranya. Tapi untuk berjaga-jaga, saya akan menuliskan beberapa opsi:
- Bangunlah komunikasi dengan audiens Anda di jejaring sosial: publikasikan konten yang berharga, bagikan pengetahuan, beri mereka alasan untuk bersenang-senang dan mengobrol. Jawab pertanyaan dan komentar, pastikan Anda berinteraksi dengan mereka.
- Gunakan email pemasaran untuk membangun “hubungan pribadi” dengan setiap calon pelanggan.
- Adakan webinar dengan topik yang relevan untuk audiens Anda. Kesempatan mengobrol langsung seperti itu akan menghilangkan sekat dan membangun hubungan hangat dengan peserta.
Secara alamiah, daftar ini tentu tidak lengkap. Anda masih dapat menemukan beragam cara lain untuk saling mengenal.
Jadilah pemimpin di segmen pasar Anda

Bayangkan Anda sedang memilih ponsel baru. Mana yang Anda pilih: model dari produsen terkenal atau merek yang tidak diketahui asal-muasalnya? Saya pikir jawabannya cukup jelas. Bahkan jika sebuah perusahaan asing menawarkan model serupa dengan harga yang lebih murah, atau lebih fungsional, atau lebih indah, Anda tetap tidak ingin mengambil risiko.
Prinsip yang sama berlaku di semua sektor. Oleh karena itu, untuk berhasil dalam penjualan, Anda perlu punya nama. Setelah memantapkan diri sebagai seorang ahli dan dianggap sebagai pemimpin dalam sebuah segmen pasar, Anda akan mendapat kepercayaan dari klien bahkan sebelum Anda berkomunikasi dengannya untuk pertama kali. Keadaan ini sangat menguntungkan dan meningkatkan peluang Anda untuk sukses berjualan secara signifikan.
- Tunjukkan kualitas Anda kepada klien dengan semua cara yang memungkinkan (buat konten yang berharga, bantu audiens untuk memecahkan masalah atau mencapai keinginan mereka).
- Bangunlah merek yang kuat.
- Kumpulkan bukti sosial (ulasan, kasus, publikasi di media).
Jadilah pendukung yang bisa diandalkan

Jika Anda ingin penjualan berjalan lancar, Anda harus melakukan lebih dari sekedar menjual. Jadilah pribadi bersahabat yang membuat pelanggan Anda nyaman untuk tetap bertanya meski di luar jam kerja. Ubahlah status Anda dari sekedar penjual produk, menjadi seorang penyedia solusi untuk masalah mereka. Bagaimanapun juga, pada akhirnya transaksi yang dilakukan adalah untuk menyelesaikan masalah atau memenuhi keinginan pelanggan. Bantu pelanggan Anda untuk mencapai tujuan mereka.
Setelah melakukan transaksi, jangan lupa untuk tetap memperhatikan mereka:
- Kirimlah sesuatu yang akan membantu pelanggan untuk mendapat lebih banyak manfaat dari barang yang baru mereka beli;
- Telepon pelanggan untuk menanyakan apakah mereka puas dengan produk Anda, atau memiliki kesulitan yang berarti;
- Jika ternyata ada kesulitan, lakukanlah semua yang mungkin bisa dilakukan untuk membantu mereka…
Ada banyak pilihan untuk menunjukkan kepedulian. Aplikasikan semua yang bisa Anda lakukan. Jika Anda menjadi pendukung yang bisa diandalkan, pelanggan akan sangat berterima kasih untuk itu.
Berikut ini adalah rekaman yang saya temukan, berupa webinar gratis dari para ahli kami. Harus Anda akui bahwa kata-kata seperti ini layak untuk diperhatikan oleh mereka yang mempercayai kami.
Bacalah skrip saat menjual… dengan bijak

Skrip adalah hal yang paling kontroversial di dunia penjualan. Banyak praktisi yang merekomendasikan penggunaan skrip. Mereka percaya akan terjadi penurunan penjualan di bawah nol jika pendekatan ini tidak dilakukan. Sebaliknya, pihak lain membusungkan dada mereka, dan tidak berniat melakukan metode ini sama sekali. Mereka percaya, pelanggan akan segera mengetahui jika mereka diajak bicara dengan suatu pola, lantas memilih untuk meninggalkan percakapan.
Saya setuju bahwa adanya skrip malah bisa membunuh percakapan bisnis. Saat seorang penjual mengucapkan hafalan teks, si pendengar akan mudah menyadari itu. Lantas keinginan untuk berkomunikasi nyaman hilang sama sekali. Tapi tunggu dulu! Saya yakin bahwa berbicara tanpa persiapan dengan klien juga merupakan kejahatan serius dalam dunia bisnis. Anda tentu tidak akan menikmati komunikasi dengan seorang penjual yang terus-menerus mengatakan “uh”, atau “nuuu”, atau tidak menangkap komentar Anda dan nampak akan menyerah jika Anda terus bertanya.
Maka dari itu, saya sarankan untuk menyiapkan naskah dalam percakapan. Khususnya bagi pendatang baru dalam dunia bisnis. Namun, naskah yang dimaksud bukanlah sebuah skrip kaku, melainkan seperti lembar contekan. Beberapa langkah ini akan sangat membantu:
- Jangan kehilangan fokus pada rangkaian percakapan;
- Jangan lupa pada poin-poin utama yang Anda siapkan;
- Pahami topik yang sedang dibahas klien.
Jangan menjual

Saya tahu apa yang Anda pikirkan: “Itulah akhir ceritanya. Mereka berbicara dan terus berbicara tentang penjualan, lantas apa sebenarnya tujuan mereka?” Faktanya, kita belum beranjak dari topik ini. Saya akan menjelaskannya sekarang.
Katakanlah Anda berhasil mendapat calon pelanggan. Hanya tersisa satu langkah yang memisahkan Anda dengan deal. Anda sudah membayangkan keberhasilan mencapai mufakat, tapi… Ternyata pelanggan Anda masih belum siap, dia berpikir akan kehilangan uang… dan masih ada 1000 alasan lain yang mencegah keberhasilan transaksi. Apakah ini terdengar familier?
Memperoleh sinyal baik dari calon pelanggan belum menjadi indikator keberhasilan. Anda masih perlu bekerja keras untuk mengubah mereka menjadi pelanggan. Maka dari itu, saya sarankan Anda untuk bukan fokus pada keinginan untuk menjual, melainkan membangun hubungan. Saat mulai berjualan, Anda berisiko untuk membuat orang merasa tidak nyaman. Tetapi setelah membangun hubungan untuk saling percaya, Anda dapat membimbingnya untuk melakukan pembelian dengan mudah dan natural.
Kesimpulan
Apakah Anda setuju bahwa semua strategi ini terdengar familiar? Mungkin Anda belum pernah membaca lima rahasia di atas, namun secara intuitif Anda tahu bahwa poin-poin ini benar adanya. Saya telah meyakinkan Anda bahwa Anda dapat mempraktekkannya dengan aman. Saya percaya hasil akhirnya nanti akan lebih meyakinkan Anda.