Ada banyak berbagai jenis media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan bisnis. Contohnya seperti penggunaan iklan melalui FB Ads. Cara…
6 Kesalahan Content Marketing Yang Bisa Memicu Kegagalan
Saat ini konten penjualan menjadi hal penting bagi bisnis, tapi tidak sedikit pebisnis yang melakukan kesalahan content marketing sehingga promosi tidak berjalan sesuai dengan perencanaan.
Apabila hal ini terjadi, maka ada banyak kerugian harus ditanggung oleh Anda sebagai pebisnis. Bukan hanya dari segi material, tapi juga waktu serta tenaga yang telah dikeluarkan.
Oleh sebab itu, dalam melakukan atau membuat konten penjualan bukan hanya perlu melakukan perencanaan maupun langkah strategi saja, tapi juga dibutuhkan evaluasi untuk melihat apakah hasil sudah tercapai atau tidak.
Mungkin, Anda sudah mempelajari mengenai langkah-langkah, strategi, serta skill yang dibutuhkan untuk meramu content marketing terbaik. Namun, ada satu hal lagi perlu ditambahkan, yaitu mengenai kesalahan.
Dengan belajar dari kesalahan-kesalahan yang umum dilakukan oleh pelaku bisnis, Anda dapat menghindari melakukan hal sama. Sehingga pada pelaksanaannya kemungkinan sukses akan meningkat dan risiko kegagalan menurun.
6 Kesalahan Content Marketing yang Sering Dilakukan Pemula
Kian hari pasar digital makin marak digunakan dan persaingan juga akan semakin tinggi. Oleh sebab itu, para pelaku bisnis memerlukan content marketing yang berkualitas dan dapat optimal penggunaannya.
Namun, dalam pelaksanaannya sangat umum terjadi kesalahan sehingga hasil tidak lagi optimal. Apa saja kesalahan yang sering terjadi atau dilakukan pemula? Simak ringkasannya berikut ini:
1. Tidak Membuat Konten Informatif yang Bisa Diolah Kembali
Kesalahan content marketing pertama yang seringkali dilakukan oleh pemilik brand atau para marketer online adalah ketika membuat konten hanya untuk sekali penggunaan. Artinya, konten tersebut tidak dapat digunakan kembali.
Jika demikian, maka konten tersebut akan memiliki batas pemakaian dan ketika batasan tersebut tiba tidak dapat digunakan lagi. Anda terpaksa harus membuat ulang lagi ketika ingin menggunakannya.
Selain itu, maksud diolah kembali di sini adalah sebuah konten yang mampu diolah lagi menjadi konten di media lain. Sebagai contoh artikel blog, Anda dapat mengolahnya lagi menjadi video interaktif.
Jadi, riset yang dilakukan akan bermanfaat lebih besar. Selain itu, Anda juga dapat menghemat waktu sehingga tidak perlu riset ulang. Dengan demikian, Anda menghemat banyak sumber daya.
2. Tidak Membuat Konten untuk Tiap Tahap Penjualan
Berikutnya adalah kesalahan content marketing yang seringkali dilakukan dan mengakibatkan Anda salah sasaran dalam melakukan pemasaran. Kesalahan tersebut adalah membuat konten untuk semua segmen pasar.
Pada dasarnya setiap produk atau brand punya segmen pasar sendiri dan terbagi atas beberapa tahap penjualan. Ada tahap pengenalan, pemberian edukasi, dan menyasar konsumen potensial.
Kebanyakan pebisnis tidak membuat konten berbeda untuk tiap tahap penjualan ini sehingga kehilangan kesempatan menyasar konsumen yang tepat. Jadi, Anda perlu membuat konten dengan memerhatikan tahap-tahap penjualan tersebut.
Misalnya, membuat artikel edukasi produk sebagai bentuk brand awareness yang ditujukan menarik peminat atau followers baru. Kemudian membuat konten berbeda ditujukan bagi konsumen tetap yang siap membeli.
Apabila menggunakan cara ini, maka kesalahan content marketing akan dapat dihindari dan bisa mencapai tujuan dengan tepat serta meminimalkan risiko kegagalan dalam menerapkan strategi content marketing.
3. Tidak Memedulikan User-generated Content
Selanjutnya adalah kesalahan content marketing karena tidak menggunakan user-generated content. Anda tahu apa yang dimaksud dengan user-generated content? Ini merupakan content buatan konsumen yang dipublikasikan.
Konten seperti ini bisa berbentuk review, testimoni, maupun jenis lainnya. Terlihat sederhana, tapi cukup berpengaruh dalam menarik lebih banyak konsumen potensial. Jadi, UGC tidak boleh diabaikan dan perlu di followback.
Anda bahkan bisa memberikan apresiasi terhadap UGC agar memberikan kesan yang baik. Dengan demikian, audiens akan melihat bahwa Anda respect terhadap konsumen dan memberikan nilai plus bagi produk atau brand.
Banyak pebisnis yang tidak memerhatikan UGC atau hanya memberikan perhatian minim. Sebab tidak mengetahui efek dari UGC sendiri, padahal efeknya bagi produk maupun brand Anda cukup besar.
Efeknya akan memberikan produk atau brand Anda lebih dikenal dan dipercaya audiens. Tanpanya, kesempatan meraih dan membangun kepercayaan audiens akan hilang sehingga kesempatan menjual juga ikut musnah.
Mengapa User Generated Content Penting?
Banyak dari Anda mungkin bertanya-tanya mengapa UGC sangat penting bagi brand. Meski menggunakan endorser atau brand ambassador terlihat lebih profesional ada alasan penting mengapa UGC masih menjadi pengawas utama brand mengembangkan bisnisnya di platform media sosial. Diantaranya adalah :
1. Mempromosikan keaslian
Konsumen diyakini lebih menyukai konten buatan pengguna karena dianggap lebih alami dan autentik daripada konten promosi buatan merek. Konten yang dihasilkan konsumen tampaknya lebih jujur terutama saat menulis atau meninjau pengalaman merek.
Salah satunya adalah dengan berani membagikan pengalaman pembelian produk Anda di media sosial. Kedua barang ini sangat senang dengan produknya atau sangat kecewa dengan produknya.
Konsumen lain berharap kejujuran ini akan meningkatkan kepercayaan mereka terhadap produk.
2. Menciptakan kepercayaan
Salah satu tujuan utama adalah untuk membangun kepercayaan konsumen seperti yang disebutkan di atas. Mereka ingin mengetahui semua detail merek mulai dari layanan produk dan pengalaman orang lain.
Misalnya menurut Hootsuite 30 persen generasi milenial tidak akan mengunjungi restoran jika lokasinya tidak ada di Instagram. Karena mereka tidak bisa melihat pengalaman orang lain disana maka membangun kepercayaan itu sangat penting.
Ini tercermin dalam pemasaran Hootsuite di mana 70 persen orang mempercayai ulasan pelanggan yang diposting secara online.
3. Menuntun keputusan pembelian
Kepercayaan yang diperoleh konsumen secara langsung mempengaruhi keputusan pembelian mereka. Begitu konsumen merasa nyaman dan dipercaya mereka memutuskan untuk memastikan pengalaman yang dibagikan di media sosial itu asli dan relevan.
Media seperti Instagram selalu diperbarui. Cerita dan sorotan misalnya adalah kombinasi sempurna untuk mengumpulkan UCG yang dapat dilihat penggemar setiap kali mereka membuka profil merek.
4. Hemat biaya pemasaran
Dengan UGC brand bisa senang karena menghemat biaya pemasaran. Tanpa menghabiskan banyak uang untuk beriklan atau membayar duta merek merek bisa mendapatkan konten gratis dari pengguna.

4. Lalai dalam Hal Pengelolaan dan Quality Check pada Konten
Anda berhasil membuat konten yang bagus, karena sudah merasa sempurna maka langsung melakukan publikasi. Di sini letak kesalahan content marketing berikutnya, yakni langsung publish tanpa quality check.
Jika content yang dibuat tidak dipastikan kualitasnya, baik dari segi visual, desain, audio, hingga copywriting, maka Anda tidak akan mengetahui bagaimana kualitasnya. Karena itu, diperlukan pengecekan terlebih dahulu sebelum publish.
Quality check dilakukan dengan melihat kembali hasil dari konten setelah dirampungkan. Pengecekan harus dilakukan dengan hati-hati dan menyeluruh, bahkan melibatkan pihak ahli agar bisa sempurna di segala aspek.
Dengan demikian, kualitas konten yang disajikan kepada audiens akan terjamin dan benar-benar memuaskan hasilnya. Dalam mengelola content pastikan memiliki 3 hal ini jadwal preview, revisi, dan posting.
Apabila ketiga hal ini diperhatikan dengan baik, maka kelancaran content marketing yang dilakukan akan terjaga kelancarannya. Sekaligus juga menjaga kualitas dari setiap postingan sehingga dapat memberikan hasil terbaik.
5. Tidak Me-review Performa Content Marketing
Kesalahan content marketing berikutnya yang sering membuat kegagalan penerapan strategi adalah tidak melakukan review atas performa dari konten tersebut. Sehingga Anda tidak tahu mana content yang efektif dan tidak.
Ketika Anda tidak tahu mana yang diterima audiens, maka akan sulit menyusun strategi lanjutan. Selain itu, proses pencarian ide kreatif juga akan terhambat karena tidak jelas efektifitasnya.
Jadi, agar tidak melakukan kesalahan tersebut, Anda perlu melakukan review atas semua konten yang dibuat. Lalu manfaatkan data tersebut untuk menyusun strategi marketing berikutnya atau menetapkan strategi serupa.
Hasil review dapat membantu menentukan jenis konten dan isi yang akan dibuat berikutnya. Selain itu, juga bisa menjadi pegangan dan dimanfaatkan sebagai data untuk meningkatkan content marketing di masa mendatang.
6. Kurang Mempromosikan Konten
Melakukan riset sudah, membuat konten juga sudah dilakukan, bahkan ke tahap review juga telah dilewati. Namun, mengapa malah hasilnya tidak sesuai harapan. Bisa jadi karena kesalahan content marketing ke enam.
Kesalahan ini adalah kurangnya promosi dilakukan. Sebuah content tidak cukup hanya bagus saja. Performanya juga akan ditentukan oleh seberapa promosi dilakukan, karena konten yang efektif perlu disajikan terus ke audiens.
Apabila audiens tidak melihatnya, maka tidak akan memberikan impact signifikan. Jadi, apakah sudah mempromosikan konten Anda? Lakukan promosi di kanal berbeda, misalnya promosikan artikel blog melalui email.
Anda juga bisa memanfaatkan ads untuk menggapai lebih banyak audiens. Sebab penggunaan strategi organik (misalnya penggunaan SEO) untuk meningkatkan audiens berlangsung lamban. Sehingga Anda perlu ads agar bisa meningkatkan traffic.
Umumnya kesalahan content marketing ini terjadi karena tidak menyadari bahwa konten-konten tidak akan bisa laku dengan sendirinya. Namun, harus dibantu menggunakan promosi tepat. Misalnya, melalui media sosial, mail, dan lainnya.
Di era digital saat ini pemanfaatan content marketing merupakan hal sangat penting, karena pengaruhnya terhadap penjualan cukup besar. Akan tetapi, masih banyak pebisnis tidak bisa mengoptimalkannya.
Bukan karena strategi kurang tepat, tapi terkadang abai terhadap kesalahan-kesalahan dalam penerapannya. Oleh sebab itu, perlu mempelajari mengenai kesalahan-kesalahan dari pembuatan konten penjualan dan cara mengatasinya.
Dengan mengetahui dan belajar dari kesalahan-kesalahan yang terjadi, maka dapat menghindarinya. Semakin kecil tingkat kesalahan content marketing terjadi akan meningkatkan peluang kesuksesan di raih dan meminimalkan kegagalan.