Ada banyak berbagai jenis media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan bisnis. Contohnya seperti penggunaan iklan melalui FB Ads. Cara…
Tim Cook: “Hal terburuk yang dapat Anda lakukan adalah melihat ke layar iPhone lebih sering daripada ke mata orang di sebelah Anda.”
Bagaimana Tim Cook, seorang bos Apple hidup dan bekerja?

Jika Anda tidak ingin melewatkan momen apa pun di dalam hidup, matikan saja semua notifikasi di ponsel. Kalimat ini bukan berasal dari penganut konsep digital minimalism Cal Newport, melainkan dari CEO Apple Tim Cook pada pertemuan dengan pembaca majalah Time.
Ini tentu menjadi nasihat tak terduga dari seorang CEO perusahaan teknologi raksasa yang menjual gagasan “always in touch” kepada kita.
Namun, Anda perlu ingat bahwa Apple di bawah komando Tim Cook menanamkan fungsi screen time baru ke dalam perangkat. Fitur ini memberi informasi kepada penggunanya mengenai berapa waktu yang telah mereka habiskan untuk menggunakan gadget-nya.
Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kita menyentuh ponsel sebanyak 2.617 kali dalam sehari, dengan jumlah sentuhan teraktif di angka 5.400 kali. Sebagai perbandingan, kita menyentuh wajah sendiri kurang dari 1.000 kali dalam sehari. Sebelum menggunakan layanan digital diet, Tim Cook mencatatkan sentuhan ke ponsel di angka 200.
Namun, ternyata ini masih terlalu berlebihan baginya. Data tersebut memotivasi Cook untuk mengubah kebiasaan. Sekarang dia memanggil semua orang untuk melakukan hal yang sama.
Tim Cook tidak menyarankan Anda untuk memasang aplikasi jejaring sosial di smartphone. Tanpa menyebutkan nama secara langsung, dia menjelaskan: “Beberapa dari mereka mengarahkan Anda agar terus mengecek timeline dan melirik layar setiap detik untuk melihat apa yang telah berubah di sana.”
Menurut Cook, inti dari sebuah teknologi baru adalah membuka peluang dan pengalaman yang belum pernah ada sebelumnya. Hal ini seperti menyediakan akses informasi baru, serta membantu mewujudkan ide dan menjaga kesehatan kita.
Penerapan teknologi jangan sampai membuat hidup penggunanya lebih sulit. Teknologi tidak seharusnya menciptakan ketergantungan dan membuat kita sulit melakukan sesuatu tanpanya. Karena hal terburuk yang dapat Anda lakukan dengan iPhone adalah “lebih sering melihatnya daripada mata orang di sebelah Anda”.
Tim Cook – Influencer tak terlihat
Sang CEO Apple kerap dinilai bukan sebagai seorang visioner, melainkan seorang “manajer efektif” yang lebih mementingkan penjualan dan nilai saham daripada inovasi dan ide orisinal. Namun kenyataannya, prinsip pribadi Cook menentukan tren perkembangan perusahaan dan seluruh industri IT lebih dari yang terlihat.
Gadget pertama yang sepenuhnya dikembangkan dan dirilis di bawah kepemimpinan Tim Cook adalah Apple Watch. Produk jam tangan olahraga itu menggabungkan dua minat utama Cook: olahraga dan manajemen waktu.
Cook memang dikenal dengan rutinitas hariannya yang ketat. Dia bangun jam empat pagi. Lalu dia menghabiskan satu jam untuk membaca email bisnis dan surat dari pengguna untuk “mengubah orientasi dari diri sendiri ke kebutuhan orang lain.” Satu jam lagi dihabiskan di gym untuk menjaga tingkat stres. Tepat pukul enam pagi Cook sudah berada di kantor. Dia tidur tepat pukul 09.30 malam.
Secara total, Cook menghabiskan 12 jam bekerja dan 7 jam tidur. Berdasarkan hasil penelitian, pola hidup seperti itu cukup untuk menjaga fungsi otak tetap optimal.
Namun, Cook tidak hanya menggunakan olahraga untuk tetap produktif di usia 59 tahun. Baginya, menjalankan perusahaan juga mirip dengan olahraga. Bahkan potongan rambut pendeknya merupakan inspirasi dari atlet sepeda terkenal Lance Armstrong. Di waktu luangnya, Cook memang pengendara sepeda amatir.
Dalam balapan profesional, lawan utama Cook bukanlah pesaing industri, melainkan waktu. “Competing Against Time” karya George Stalk adalah judul buku favoritnya. Cook merumuskan prinsip hidup dalam pidatonya di hadapan lulusan Universitas Auburn jauh sebelum dia menjadi CEO Apple.
“Dalam banyak kasus bisnis, seperti dalam olahraga, kemenangan kerap ditentukan jauh sebelum kompetisi dimulai. Kita tidak selalu bisa memprediksi kapan saat yang tepat akan datang, tetapi kita bisa selalu bersiap untuk itu.”
– Tim Cook –
Sebagai penggemar olahraga panjat dan hiking, minat pribadi Cook dapat ditemukan dalam berbagai nama sistem operasi Apple. Contohnya seperti Yosemite, El Capitan, dan High Sierra yang merupakan taman nasional dan dua pegunungan indah favorit Cook.
Cook juga memperkenalkan ruang kerja berdiri di kantor Apple. Dia mendekatkan Apple dengan green technology dan memperjuangkan kesetaraan gender dengan menempatkan banyak wanita berbakat di posisi pemimpin.
Di bawahnya, perusahaan memulai era post-computer. Cook lebih memilih iPad daripada komputer. Partisipasi aktif Apple dalam gerakan LGBT banyak didorong oleh fakta bahwa Cook secara terbuka menyatakan homoseksualitasnya untuk mendukung mereka yang menderita homofobia.
Teknologi pengobatan jarak jauh tetap menjadi prioritas baginya: “Saya ingin bisa mengatakan bahwa kontribusi terpenting yang telah kita buat untuk kemajuan umat manusia adalah terkait dengan kesehatan”.
Rasionalis Spontan Tim Cook
Pada 1996, Tim Cook didiagnosis menderita multiple sclerosis. Diagnosis tersebut salah, tetapi dia memetik dua pelajaran dari episode pendek ini.
Pelajaran pertama adalah jangan takut gagal. “Saat Anda mengambil risiko, Anda perlu memahami bahwa kemungkinan gagal dalam bisnis adalah harga yang pantas untuk mendapatkan hasil terbaik.”
Pelajaran kedua adalah bahwa perencanaan tidak selalu berhasil. “Tentu saja, pemikiran kritis diperlukan untuk membedakan ilusi dari fakta.” Namun, keputusan spontan juga punya logikanya sendiri. “Kita memiliki momen dalam hidup ketika intuisi lebih dibutuhkan ketimbang hal lain.”
Momen itu datang dalam hidup Cook di tahun 1998 ketika Steve Jobs menyarankannya agar pindah ke Apple yang sedang bermasalah dan meninggalkan karier yang sukses di Compaq.
“Dari sudut pandang rasional, semua argumen mendukung saya untuk bertahan di Compaq. Namun, saya menepikan kekhawatiran dan memutuskan untuk melangkah bertentangan dengan logika yang dangkal saya.”
“15 tahun sebelumnya, saya mencoba menemukan jawaban tentang apa tujuan hidup saya. Saya mencoba meditasi. Saya mencari petunjuk dengan mendalami agama. Saya membaca tulisan filsuf dan penulis hebat. Ketika masih muda, saya bahkan memutuskan untuk melakukan percobaan dengan komputer Windows.
Ternyata, saat saya mendapat tawaran pekerjaan di Apple, seolah-olah ada sesuatu yang ‘klik’. Saya akhirnya merasa semuanya datang bersamaan.”
– Tim Cook –
Cook mendapat pelajaran ketiga dari 25 tahun rencana hidup miliknya, sesuatu yang dia buat berdasarkan instruksi seorang guru saat Cook berusia 28 tahun, segera setelah menerima gelar MBA dari Duke Institute. Dia menceritakan hal ini di sesi pertemuan dengan siswa.
“Saya berhasil memperkirakan kejadian dengan cukup akurat untuk satu atau dua tahun ke depan. Namun, tidak ada satupun hal kebetulan yang terjadi. “
Bagi Cook, ada alasan lain selain bahwa pada akhirnya kita baru mulai memahami apa yang sebenarnya kita inginkan.
“Jalan hidup kita sama sekali tidak dapat diprediksi. Dunia akan terus berubah sepanjang kita hidup. Orang-orang di sekitar juga demikian. Perusahaan tempat kita bekerja akan datang dan pergi.
Mungkin Anda hanya akan mengejar karier di satu bidang, atau mungkin tidak. Mungkin Anda akan selalu bertahan dengan satu orang, atau mungkin juga tidak. Segalanya mungkin terjadi dalam hidup. Dan saya berharap ini menjadi satu-satunya hal yang tidak akan pernah berubah.”
– Tim Cook –
Orang yang mengajukan pertanyaan
Ketika Tim Cook menggantikan Steve Jobs pada 2011, banyak yang menganggapnya sebagai ronin. Cook seperti seorang samurai yang tidak akan mampu mengatasi tanggung jawab yang diembannya tanpa pelindung.
Selain itu, Cook yang lembut dan tenang sangat kontras dibandingkan Steve Jobs, sosok yang menjadi pedoman hidupnya. Jobs nampak sebagai satu-satunya orang yang tidak hanya bisa melihat, tetapi juga menentukan masa depan perusahaan. Namun, waktu telah menunjukkan bahwa pendekatan Tim Cook membuahkan hasil.
Seorang pelatih bisnis Greg McKeon menyebut gaya manajemen Cook bernama metode “penggandaan”. Metode ini fokus memperluas kompetensi kepada karyawan, bukan pada pemimpin. Di bawah bimbingan atasan seperti itu, karyawan tidak hanya merasa lebih pintar, tetapi juga menjadi lebih kompeten.
Strategi Cook adalah pendelegasian wewenang dan pertanyaan. Dia bertanya dan mengklarifikasi untuk memaksa orang lain agar berpikir serta menemukan solusi sendiri. Socrates, filsuf Yunani kuno, menggunakan metode ini untuk mencari kebenaran.
Ketika ditanya mengenai apa yang dia anggap sebagai kunci sukses dan kualitas terpenting dari seorang pemimpin, Cook pernah berkata: “Kemampuan untuk memberi orang lain kesempatan untuk menjadi dirinya sendiri.” Jika diterapkan pada Cook sendiri, ini berarti dia ingin menjadi Steve Jobs kedua.
“Saya tidak pernah bercita-cita untuk menjadi seperti dia. Saya hanya bisa menjadi diri saya sendiri. Sehingga, saya selalu berusaha untuk menjadi versi terbaik dari Tim Cook.”
– Tim Cook –
Apakah Anda suka membaca artikel ini? Jangan ragu untuk membagikannya ke teman-teman Anda!